Sejarah terbentuknya Desa Barunai pada awalnya berasal dari kawasan Desa Cihara Kecamatan Panggarangan. Pada waktu itu, para tokoh masyarakat mengusulkan pemekaran desa karena Desa Cihara dianggap terlalu luas, sehingga sulit untuk pemerataan pembangunan. Pada tahun 2009, Pemerintah Kabupaten Lebak menyetujui usulan pemekaran tersebut, yang disahkan oleh Bupati Lebak, Bapak H. Mulyadi Jaya Baya SE. Akhirnya, Desa Barunai menjadi desa definitif pada tahun 2010.
Sulit untuk menemukan bukti sejarah yang jelas terkait asal usul nama “BARUNAI”. Yang berkembang di masyarakat hanyalah cerita turun-temurun yang sempat dimusyawarahkan dan diperdebatkan oleh para tokoh terdahulu. Hasil dari musyawarah tersebut menyimpulkan bahwa nama “BARUNAI” berasal dari kata “BARUNAY” dalam Bahasa Sunda, yang berarti pohon atau tanaman. Nama ini diambil karena kawasan tersebut berbatasan dengan sungai besar yang sering dilanda banjir, dan pohon atau tanaman Barunay menjadi salah satu penahan erosi akibat banjir meskipun tidak sepenuhnya maksimal.
Nama “BARUNAI” juga menggambarkan kekuatan dan kesabaran. Sebelum terbentuknya Desa Barunai, nama ini sudah digunakan untuk menyebut sebuah kawasan di sepanjang aliran sungai yang banyak ditumbuhi pohon Barunay. Untuk mempermudah masyarakat sekitar mengingat nama kawasan tersebut, akhirnya disepakati nama “BARUNAI” dijadikan nama resmi desa. Hingga saat ini, desa tersebut dikenal dengan nama Desa Barunai.
Sejarah terbentuknya Desa Barunai pada awalnya berasal dari kawasan Desa Cihara Kecamatan Panggarangan. Pada waktu itu, para tokoh masyarakat mengusulkan pemekaran desa karena Desa Cihara dianggap terlalu luas, sehingga sulit untuk pemerataan pembangunan. Pada tahun 2009, Pemerintah Kabupaten Lebak menyetujui usulan pemekaran tersebut, yang disahkan oleh Bupati Lebak, Bapak H. Mulyadi Jaya Baya SE. Akhirnya, Desa Barunai menjadi desa definitif pada tahun 2010.
Sulit untuk menemukan bukti sejarah yang jelas terkait asal usul nama “BARUNAI”. Yang berkembang di masyarakat hanyalah cerita turun-temurun yang sempat dimusyawarahkan dan diperdebatkan oleh para tokoh terdahulu. Hasil dari musyawarah tersebut menyimpulkan bahwa nama “BARUNAI” berasal dari kata “BARUNAY” dalam Bahasa Sunda, yang berarti pohon atau tanaman. Nama ini diambil karena kawasan tersebut berbatasan dengan sungai besar yang sering dilanda banjir, dan pohon atau tanaman Barunay menjadi salah satu penahan erosi akibat banjir meskipun tidak sepenuhnya maksimal.
Nama “BARUNAI” juga menggambarkan kekuatan dan kesabaran. Sebelum terbentuknya Desa Barunai, nama ini sudah digunakan untuk menyebut sebuah kawasan di sepanjang aliran sungai yang banyak ditumbuhi pohon Barunay. Untuk mempermudah masyarakat sekitar mengingat nama kawasan tersebut, akhirnya disepakati nama “BARUNAI” dijadikan nama resmi desa. Hingga saat ini, desa tersebut dikenal dengan nama Desa Barunai.